Pahami Tujuan dan Resiko-resiko dalam berinvestasi

Biasanya Semakin Besar Return Suatu Investasi

Sebelum mulai investasi, cek apa yang menjadi tujuan dalam kegiatan investasi yang kita lakukan. Misalnya, untuk mempersiapkan dana pernikahan. Dengan demikian, kita bisa memperkirakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan uang lewat investasi dan memilih produk investasi mana yang sesuai jangka waktu tersebut. Cek kembali berapa banyak modal yang kita miliki untuk investasi. Dengan modal yang terbatas, maka pilihan saham yang bisa kita beli juga lebih sedikit, belum lagi ada juga biaya trading. Meski begitu, kini bisa kita temui dengan mudah berbagai produk investasi yang memerlukan biaya yang rendah, misalkan Nabung Emas di Tokopedia bisa mulai dari Rp500 saja. Profil risiko terbagi menjadi tiga, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Investor konservatif cenderung menghindari risiko dan memilih produk investasi yang aman. Investor moderat memiliki toleransi risiko yang sedang. Sedangkan, investor agresif memiliki toleransi risiko yang tinggi karena mengejar imbal hasil yang besar. Biasanya semakin besar return suatu investasi, semakin tinggi tingkat risikonya.

Semakin rendah proporsi aktiva likuid, semakin besar profitabilitas perusahaan. Bila kita pertimbangkan bahwa biaya hutang jangka pendek lebih rendah dari biaya hutang jangka panjang. Maka dipandang dari pertimbangan profitabilitas, perusahaan akan lebih baik menggunakan hutang jangka pendek. Jika strategi tersebut dilakukan, maka perusahaan akan mempunyai modal kerja. Dalam artian selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar (modal kerja netto) yang rendah, bahkan negatif. Yang menjadi kompensasi strategi ini adalah risikonya, yaitu risiko mengalami kesulitan likuiditas (technical insolvency). Apa itu technical insolvency? Pengertian technical insolvency adalah kejadian bila bila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tunainya. Yaitu keadaan di mana nilai aktiva sesudah lebih kecil dari nilai hutang-hutangnya, atau modal sendiri negatif, atau disebut sebagai insolvable. Dengan kata lain, rekening-rekening tersebut adalah sumber pendanaan spontan jangka pendek yang tidak perlu dicarikan sumbernya. Yang menjadi perhatian kita adalah: “bagaimana aktiva yang tidak didukung oleh pendanaan spontan tersebut? Apa yang dimaksud pendanaan hedging? Strategi pendanaan hedging adalah membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut menjadi kas.

Aktiva lancar adalah aktiva yang secara normal berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang. Aktiva lancar yang paling likuid adalah adalah kas dan setara kas. Pengelolaan aktiva lancar dan struktur utang akan mempengaruhi besarnya modal kerja, baik dalam artian neto maupun bruto. Dan ada 3 metode pendanaan dan untuk menilai jumlah modal kerja agar perusahaan memutuskan kebijakan yang optimal. Apa saja 3 metode tersebut dan bagaimana cara menghitung aset lancar? Mari ikuti pembahasannya berikut ini… Manajemen modal kerja biasanya menyangkut pengelolaan aktiva-aktiva ini dan manajemen hutang lancar. Sedangkan pengelolaan aktiva tetap, yaitu aktiva yang berubah menjadi kas merlukan waktu lebih dari satu tahun, dan biasa disebut sebagai capital budgeting. Hubungan aktiva lancar dan kewajiban lancar berkaitan dengan penentuan tingkat yang layak dari aktiva lancar dan kewajiban lancar. Yaitu menyangkut keputusan-keputusan mendasar dalam likuiditas perusahaan dan komposisi umur (maturity) hutang-hutangnya. Keputusan-keputusan tersebut akan dipengaruhi oleh trade-off antara profitabilitas dan risiko.

ilustrasi

Untuk menghitung kebutuhan modal kerja, bank akan memproyeksikan berapa aktiva lancar tersebut. Kemudian sekian persennya akan disediakan dananya dalam bentuk kredit modal kerja. PT Era Milenial pada tahun 2019 mencapai penjualan sebesar Rp 2.000 juta. Untuk tahun 2020 perusahaan memperkirakan akan bisa menciptakan penjualan senilai Rp 2.500 juta. Perusahaan kemudian mengajukan kredit modal kerja kepada bank. Untuk menaksir modal kerja (dalam artian aktiva lancar) digunakan metode perputaran modal kerja. Karena itu, bila diperkirakan pada tahun 2020 penjualan akan mencapai Rp 2.500 juta. Jika jumlah aktiva lancar pada tahun 2019 sudah sebesar Rp 500 juta, maka tambahan aktiva lancar adalah Rp 125 juta. Inilah jumlah yang akan dimintakan kredit kepada bank. Perhatikan bahwa pada tahun 2019 jumlah aktiva lancar adalah 25% penjualan yang tercapai pada tahun tersebut. Oleh karena itulah metode peputaran modal kerja ini sebenarnya sama dengan persentase penjualan. Perhatikan juga bahwa dalam menghitung kebutuhan dana untuk modal kerja. Perhitungan dana untuk membiayai piutang adalah sejumlah (taksiran) jumlah piutang di Neraca keuangan perusahaan. Hal ini berbeda dengan analisis yang telah kita lakukan yang menjelaskan bahwa jumlah dana untuk membiayai piutang bukanlah keseluruhannya, tapi hanya komponen biayanya. Profit margin tidak perlu disediakan dananya. Dengan kata lain, risiko rendah profitabilitas rendah.

Baca Juga Bagaimana Cara Mengimplementasikan Investasi

Bagaimana jika perusahaan selalu menggunakan hutang jangka pendek, dengan pertimbangan nanti akan diperpanjang?

  1. Apakah benar perusahaan nanti bisa memperpanjang kredit tersebut?

  2. Apakah suku bunga tetap akan seperti kredit sebelum diperpanjang?

Inilah risiko yang perlu diperhatikan, meskipun kredit jangka pendek memberikan bunga yang lebih rendah.

Apa itu pendanaan konservatif?

Cara ini memberikan margin of safety yang cukup besar. Dengan kata lain, jika diperkirakan dana tersebut akan diperlukan untuk enam bulan, perusahaan mencari pinjaman dengan jangka waktu dua belas bulan. Semakin besar margin of safety ini, semakin konservatif kebijakan pendanaan yang dianut.

Apa yang dimaksud pendanaan agresif?

Definisi pendanaan agresif adalah strategi pendanaan dengan mendanai sebagian kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. Jika pada cara pendanaan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan, maka cara pendanaan agresif perusahaan berani menanggung risiko. Trade-off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih tinggi. Bila suku bunga kredit jangka pendek memang lebih rendah dari jangka panjang, maka strategi ini akan dikompensir dengan profitabilitas yang lebih tinggi.

Tabel di atas menyimpulkan tentang hubungan pendanaan jangka pendek dan jangka panjang. Yaitu ketika kita menghubungkan keputusan tersebut dengan trade-off antara risiko dan profitabilitas. 3) akan menghasilkan strategi risiko profitabilitas yang moderat. Yaitu suatu pendekatan yang kita sebut sebagai pendanaan hedging. Yang perlu kita lakukan adalah kita harus membandingkan manfaat yang kita peroleh dengan biaya yang kita tanggung. Kita memilih pendanaan jangka panjang untuk aktiva yang berjangka pendek. Pertanyaannya adalah. “seberapa besar keuntungan yang hilang karena kita memilih strategi pendanaan yang berisiko rendah? Hal-hal tersebut dicantumkan pada pertanyaan-pertanyaan yang berada di bawah tabel tersebut. Apakah kita memerlukan waktu yang lebih lama untuk memenuhi kewajiban membayar pokok pinjaman dan bunga? Dengan kata lain, apakah kita memerlukan jangka waktu utang yang lebih lama? Apakah kita dapat memperpanjang utang jangka pendek bila diperlukan? Apakah biaya utang jangka pendek saat ini ditambah dengan kemungkinan biaya karena perpanjangannya masih lebih kecil dari biaya penggunaan utang jangka panjang?

Sekarang kita beralih ke aktiva lancar. Seandainya perusahaan telah menetapkan kebijakan tentang piutang dan persediaan. Maka jumlah aktiva lancar disamping dipengaruhi oleh tingkat operasi perusahaan. Atau penjualan yang diharapkan akan tercapai juga akan dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan menyediakan kas atau aktiva likuid. Untuk tingkat operasi yang sama, semakin besar aktiva likuid yang disediakan, semakin besar jumlah aktiva lancar yang dimiliki. Meskipun hubungan antara jumlah aktiva lancar dengan tingkat kegiatan tidaklah linear, tapi dapat dilihat bahwa semakin besar tingkat kegiatan. Semakin besar pula jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya aktiva lancar tersebut juga dipengaruhi oleh besar kecilnya aktiva likuid yang dipertahankan oleh perusahaan. Semakin besar aktiva likuid yang disediakan, semakin besar jumlah aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar saldo kas yang disediakan, semakin besar kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban kasnya. Sebaliknya, dengan semakin banyaknya kas yang dimiliki, semakin rendah profitabilitas perusahaan, karena bisa diasumsikan memberikan profitabilitas yang paling rendah.

Scroll to Top